Kebingungan dan
hawa panas mengitari mereka, penuh geLisah mereka berusaha untuk melewati api
tersebut, namun setiap cara mereka tak menembus kobaran api tersebut.
Tak lama kemudian
datanglah Surya bersama dengan muridnya.
“kamu yakin
menguji mereka dengan begitu” tanya surya terheran melihat mereka.
“kenapa mereka
muridku”
“memang sih,
mereka muridmu” surya pun pergi bersama muridnya meninggalkan Putra yang sedang
bersantai.
“ayo semuanya
ikuti aku” dengan penuh semangat mereka melakukan pemanasan sembari memandangi
muridnya Putra yang sedang panik terbakar.
“ayo cepat-cepat,
kurang 1x putaran” usai melakukan pemanasan para murid surya di beri Waktu
untuk beristirahat.
Surya pun pergi
menghampiri Putra dan berkata “ini sudah 2 jam lebih kamu yakin ingin
memanggang mereka”
“itu salah
mereka, siapa suruh berlama-lama di sana” ucap Putra yang tak peduli.
“aku harap
muridmu segera menyadari maksud darimu”
“ya jika mereka
pintar” ucap Putra
^```````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````^
Nama : danil
Umur : 30th
Status : Peserta
Maya : pemecah
^``````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````^
Karena lelah
menunggu Putra menghampiri mereka sembari melihat kondisi mereka, beberapa dari
mereka terkapar tak berdaya karena kepanasan.
Putra pun
mematikan apinya dan mengajak mereka ke pohon yang rindang.
“aku kecewa
dengan kalian, tidak bertindak sama sekali, dan jauh lebih rela untuk mati,
asal kalian tahu maya tak akan pernah bisa di gunakan tanpa izin penggunanya,
jika terus begini kalian menyusahkan mereka yang telah menghidupkan kalian.”
“kami tidak tahu
cara menggunakan maya”
“ya itu urusan
kalian, bukan urusanku, skyjin pernah bilang, aku boleh membunuh kalian jika
kalian tidak mau untuk hidup, jadi siapa yang tak ingin hidup, cepat katakan,
dari pada membuang Waktuku”
Mereka pun
terdiam dan enggan berkata.
Putra yang mulai
kelelahan melihat tingkah mereka pergi menghampiri surya.
“aku boleh bunuh
mereka kan” ucapnya yang bersungguh-sungguh
“bolehnya sih
boleh, tapi yakin kamu”
“iya, apa kau
juga akan melakukan tindakan yang sama”
“aku pakai caraku
sendiri” ucap surya sembari tersenyum
Putra pun kembali
ke muridnya dan berkata “larilah sejauh yang kalian bisa, atau seranglah selagi
kalian bisa, atau bertahanlah selagi kalian mampu, dalam 5 menit aku akan
melihat tekad kalian, ini hidup kalian, kalian sendiri yang menentukan” yang
bermula dari berjalan Putra pun berlari sembari memunculkan apinya dari
tangannya, satu persatu api di lemparkan ke mereka, dengan panik mereka
berlarian secara acak.
dengan cepat Putra
melompat dan menembaki mereka dari atas.
“kalian bisa
lihat ini merupakan contoh yang buruk bila tidak mematuhi seorang guru” ucap
surya kepada muridnya.
Perlahan api
tersebut membuat setengah lapangan terbakar, dengan mudahnya Putra menakuti mereka dengan membuat apinya
mengikuti mereka.
“aaahh!!” teriak
salah satu mereka berlarian
“Malay sini
cepat” ucap Sania.
Sontak surya dan Putra
merasakan ketegangan, Putra pun mengeluarkan api dari kakinya bergerak cepat
menuju surya.
“apa itu ulahmu”
tanya Putra
“bukan,
sepertinya kita kedatangan tamu”
[lain sisi]
“sepertinya bocah
itu berusaha memancing maya dari para peserta” melihat peluang untuk menjebak, Netolstill
pun melepaskan jin gila ke lapangan tersebut.
Seekor kelelawar
kecil terbang memasuki gerbang lapangan tersebut lalu mengubah bentuknya
menjadi besar.
Terbang dengan
cepat mengejar muridnya Putra.
Putra yang hanya
berencana memancing rasa takut mereka, malah mengakibatkan kematian.
Melihat seorang
yang bersembunyi kelelawar tersebut menghampirinya lalu memakannya.
Sania dengan Malay
tak berkutik melihat temannya di makan.
Malay pun jatuh
dari pohon mendengar suara tersebut, kelelawar tersebut menghampiri Malay
dengan senyuman mengerikannya.
Sania melihat Malay
terdiam tak berdaya segera turun dari pohonnya.
Malay pun tak
bisa menggerakkan tubuhnya karena mengingat dirinya terbayang akan kesalahan
melihat adiknya termakan.
Sania pun
berusaha menarik Malay menjauhi kelelawar tersebut.
Namun kelelawar
tersebut berubah wujud menjadi adiknya dan menghampirinya, begitulah yang di
lihat oleh Malay.
Sania pun
berusaha bangun karena lemparan dari kelelawar, dengan cepat Putra melewati Sania
memukul kelewar tersebut.
Malay pun di bawa
ke Sania dan memintanya untuk menahan pendarahan di kakinya
Putra pun kembali
ke kelelawar tersebut lalu membuka mulutnya dan menarik paksa kaki Malay lalu
melemparnya, tangan Putra pun termakan oleh kelelawar tersebut “suatu kesalahan
karena memakan tanganku” ia pun mengeluarkan apinya dari tangan melalui dalam
mulutnya kelelawar ledakan pun membuat seisi lapangan terpenuhi cairan
menjijikkan.
Surya pun datang
bersama tim medis dan skyjin.
Malay pun segera
di bawa ke rumah sakit untuk menyambungkan kakinya kembali.
“tanganmu tak
apa” ucap surya dengan rasa khawatir
“masih bisa
gerak, itu sudah bagus” ucap skyjin
Putra pun ikut
tim medis ke rumah sakit untuk mengobati luka.
“Berapa sisa
muridnya Putra” tanya skyjin ke surya.
“dilihat dari
jumlahnya 2,3 dan 4 sama yang tadi”
“yang kakinya
putus itu”
“iya”
“kamu urus muridnya
kembali”
“siap, serahkan
padaku”
Surya pun
memanggil muridnya Putra untuk berkumpul dan mengantarnya kembali ke asrama.
“kalian istirahat
saja, mengenai kondisi Putra besok saya kabari” surya pun keluar meninggalkan
mereka, namun Sania mengikuti surya.
“ada perlu apa”
ucap surya
Sania pun keluar
dari belakang semak-semak
“aku mohon kak
surya, tolong antar aku ke rumah sakit”
“apa kamu sakit”
“tidak, aku ingin
menemuinya”
“tenang saja,
besok temanmu pasti sudah sembuh, teknologi di sini sangat canggih” dengan
penuh semangat dan senyum.
“aku ingin
menemui kak Putra”
“dia tidak suka
kalau ada yang menjenguknya”
“tidak apa, asal
bisa melihatnya”
“bukanya dia itu buruk dalam mengajar, mengapa kamu harus
peduli”
“dia kakakku,
mungkin”
Melihat Sania
yang berlinang air mata surya pun mengantar Sania menuju rumah sakit “sebentar
saja ya, agar kamu bisa beristirahat”
“iya kak, terima
kasih”
[lain sisi]
Skyjin sedang
memutar ulang kejadian yang terjadi di
lapangan.
“dari mana
datangnya itu makhluk” sembari menekan tombol backward.
“ini dia.. dia
kan” dengan terkejut melihat sosok Netolstill
Skyjin pun segera
melaporkan ke prejin mengenai dalang dari insiden.
“untuk apa dia
melakukan itu”
“mohon maaf
baginda, mungkin saja dia iri dengan program Undead”
“perkuat keamanan
dan cari dia” ucap prejin
[lain sisi]
Setelah bertemu
dengan Putra, surya mengantar kembali Sania ke asrama.
Sesampai di
asrama Sania langsung beranjak ke atas ranjangnya, ia pun memikirkan apa yang
di maksud oleh Putra.
Keesokan harinya surya
di panggil oleh skyjin
“muridnya Putra
aku serahkan padamu”
“siap, apakah
sudah ketemu yang menyebabkan kekacauan kemarin”
“salah satu dari Iblis,
sedang di selidiki sekarang” surya pergi ke asramanya Sania dan mengajak
muridnya Putra untuk latihan gabungan.
Bersambung...
Posting Komentar